Home STORY

Awalnya aku berfikir, mungkin tulisan ini tidak perlu aku publikasikan. Toh, kebanyakan orang menulis diary untuk personalnya saja. Tapi, aku ingin bercerita (baca : curhat) dengan public. Karena kalau ngomong langsung aku malu banget dan mungkin jadi kelihatan kayak orang aneh, jadi aku memutuskan untuk bercerita di sini.

Seperti diary pada umumnya, bahasa yang aku gunakan disini  memang tidak baku, walaupun begitu aku tetap berusaha agar yang membaca tulisanku ini  mengerti dengan apa yang aku ungkapkan.

_________________________________________________________________

Ya emang mau kita itu ya yang terbaik. Tapi apa daya, Tuhan ngasih kemampuan tiap orang itu berbeda-bedasatu sama lain. Maka dari itu kita gak bisa hidup sendiri, harus saling membantu. Kayak aku gini misalnya. Aku sering nulis motivasi-motivasi buat orang lain sedangkan aku sendiri masih butuh motivasi.


Terus ngomongin latar belakang, pasti latar belakang orang juga beda-beda. Kalau aku pribadi mungkin emang punya latar belakang yang beda dari remaja kebanyakan dan itu ngaruh ke emosi dan sikap aku sekarang. Yah, aku sadar mungkin perasaanku terlalu sensitif. Aku mudah nangis, mudah marah tetapi juga mudah tertawa. Kalau boleh jujur
, aku itu sering banget nangis, entah itu nangis sedih atau nangis bahagia. Mungkin orang-orang di sekitar aku belum tau tentang ini karena aku lebih sering nangis saat sendirian. Bukan karena malu, tapi hati lebih bisa diajak nangis saat aku benar-benar sendirian.


Sekarang ngomongin tentang pandangan orang lain terhadap kita. Kalau ada orang yang berfikir tentang hal-hal buruk tentang diriku sendiri sih yang pertama aku lakuin adalah "ngaca", bener gak sih aku kayak gitu. Kalau emang bener aku harus ngebuang hal buruk itu kalau memang hal tersebut melanggar norma / merugikan orang lain dan diri sendiri. Kalau nggak bener ya bodo amat. Bodo amat tentang pandangan-pandangan yang salah itu.
Toh, aku nggak melanggar norma dan tidak merugikan orang lain.


Kalau misalnya ya, setelah baca tulisan ini kamu jadi mikir kalau aku itu orangnya cengeng
, suka curhat, emosinan, dll. Terus gimana tanggapan aku? Tanggapan aku ya emang gitu kenyataannya, Aku nggak malu dengan hal itu karena memang itu aku yang sesungguhnya, aku gak bisa menghindar dari kenyataan-kenyataan yang ada. Tuhan menciptakan sesuatu, Tuhan memutuskan sesuatu pasti ada maksud dan tujuannya. Aku pernah dengar kata-kata ini tapi lupa kapan dan dimana : “Tuhan memberi apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita mau.”

Kenapa ya kalau mikirin tentang masa lalu kita seringnya mikirin hal yang sedih. Terus aku sekarang jadi mikirin tentang hal-hal buruk yang pernah aku lakukan, aku dulu bener-bener bodoh banget gitu. Bisa-bisanya aku ngelakuin sesuatu yang buruk sama seseorang yang udah baiiik banget sama aku.  Ya aku rasa itu karena lingkungan aku yang buruk. Lingkungan yang buruk tentu saja menghasilkan manusia yang buruk. Tapi aku sekarang bersyukur banget karena lingkungan aku yang sekarang bisa merubah aku menjadi pribadi yang lebih baik.

Tapi yang namanya manusia emang gak akan puas. Setelah bertemu dengan lingkungan yang lebih baik, aku malah ngerasa kurang dihargai. Beda halnya dengan tiga/empat tahun yang lalu, aku benar benar dihargai. Saking dihargainya malah ada seseorang yang iri sama aku. Heran deh kenapa bisa aja orang itu iri padahal aku ini juga bukan siapa-siapa. Tapi karena begitu aku malah jadi di bully habis-habisan. Kebetulan juga itu orang punya pengaruh yang hebat dari lingkungan kami dulu, jadi banyak deh yang ikut-ikutan dia. Seperti halnya di sinetron dan film, aku sebagai korban juga mungkin kesel. Dan bodohnya, aku itu malah melampiaskannya kepada orang lain (seperti ceritaku di paragraf sebelumnya). Yumna pada saat itu sudah berubah 180 derajat menjadi Yumna yang tentu saja berbeda dari aslinya. Mungkin ini banyak yang belum tau, tapi sekarang aku sering juga cerita ini ke orang-orang. Dan salah satu alasan aku ngeshare diary ini adalah agar orang-orang yang dulu membenci dan aku benci paham apa yang sebenarnya terjadi. Yah, aku sekarang jadi bersyukur karena walaupun Yumna yang sekarang kurang dihargai, justru inilah Yumna yang sesungguhnya. Walau kadang merasa sedih, pingin nangis, tapi aku yakin ini merupakan sesuatu yang baik buat masa depan aku. Dengan kesedihan yang  terus-menerus datang, aku jadi Yumna yang lebih kuat.

Makasih buat semua orang yang sudah menemaniku hingga saat ini, terutama Ayah. Makasih Ayah udah jadi lelaki paling hebat di dunia ini untuk aku.  Makasih juga buat Bunda yang sudah menemani 11tahun 1mingguku. Aku ingat waktu kecil aku pernah bilang bahwa aku seneng banget punya Bunda kayak gini, aku juga seneng banget punya Ayah kayak gini, aku beruntung banget jadi anaknya Ayah sama Bunda. Dan itu memang benar, aku bangga terlahir dari kalian.

Baca juga :

Tidak ada komentar

Posting Komentar