Home STORY / TIPS

Assalamu’alaikum wr. wb.

Halo semuanya.

Sebelumnya, aku ucapkan terimakasih kepada kamu (iya kamu) yang udah menyempatkan waktu untuk membaca tulisanku yang ini. Secara siih ini postingan banyak part yang gak se-ber-man-fa-at postingan ku yang sebelumnya (kalo belum baca, baca dulu postinganku sebelumnya tentang All About Slime dan Cara Membuat Wallpaper Ala Tumblr). Setelah satu bulan lebih gak menyentuh halaman blogger, akhirnya hari ini aku bisa kembali. Yaa, aku tau kalo blog ku ini viewersnya belum menyentuh angka 800. Tapi, aku tau kalau ada yang selalu nunggu-nunggu postinganku yang baru heheee.. (ke-PD an banget)

Satu bulan ini kenapa nggak nulis di blog? Sebenarnya aku udah nulis-nulis tentang (sensor) untuk postinganku berikutnya. Yang lihat instagram story aku pasti ngerti. Tapi, rupanya aku membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya. Untuk selingan biar gak kosong, aku nulis dulu tentang kisah pertemananku deeh. Jadi, di blognya Yumna sekarang ada page baru tentang cerita kehidupan pribadiku, wahaaahaa.

Oke, langsung aja ke ceritanya.
Waktu kecil, aku adalah seorang anak yang pemalu dan pendiam. Itu menyebabkan aku sulit untuk bersosialisasi di masyarakat dan sekolah. Namun, itu bukan alasan utama mengapa aku (hingga sekarang) selalu memilih teman dan menjauhi teman yang akan berdampak buruk bagiku. Apa alasannya? Aku tidak mau mengulang kesalahan yang sama akibat bergaul dengan teman yang salah.

Aku pernah melakukan sesuatu yang buruk akibat bergaul dengan teman yang salah? Ya, itu terjadi ketika aku sedang down karena mengatasi kesedihanku. Waktu itu aku sama sekali tidak berpikir mana seseorang yang benar-benar baik untuk aku dan mana seseorang yang bermuka dua. Aku pikir kesedihanku itu akan terkurangi jika aku banyak memiliki teman. Namun aku salah, beberapa diantaranya justru ‘menghipnotisku’ untuk masuk ke area yang kurang baik.

Sejak saat itu, perlahan-lahan aku menyadari kesalahan yang telah kuperbuat. Aku mulai mendaki tangga demi tangga menuju posisi yang baru. Posisiku yang lebih baik. Posisiku yang sudah meninggalkan tangga kesedihan dan ‘kejahatan’ jauh di bawah. Aku tau, aku sadar, aku belum bisa dibilang menjadi orang yang baik ataupun orang yang pantas diteladani. Tapi setidaknya, hari ini sudah jauh lebih baik dari hari kemarin dan hari esok juga harus lebih baik dari hari ini. Semua manusia pasti butuh proses untuk berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

Hingga aku bertemu dengan lingkungan yang baru, lingkungan yang benar-benar menghapus memori kesedihanku. Aku bersyukur sekali bisa bertemu dengan lingkungan yang seperti ini.

Terutama temen-temen dari TPoA :’)
Makasih banyak untuk memori kebahagiaannya, canda tawanya, makasiiih banyaak. Aku bersyukur bisa bertemu teman teman kayak kalian.


Tunggu, Itu TPoA artinya apa? Geng? Katanya gak boleh geng-geng an?
Kok gak boleh? Kalau menurutku, geng itu ada dampak positifnya  looh, antara lain :


  •      Kamu bisa punya temen yang sejalan dengan pemikiranmu
  •      Kamu gak pernah merasa kesepian
  •      Kamu bisa punya temen buat main / ngerjain tugas
  •      Dan kamu terlihat ‘sedikit’ gaul (ini gak penting)
                                         
Tapi, geng juga punya banyak dampak negatif, antara lain :       


  • Kamu mungkin akan sedikit memiliki teman di luar teman gengmu
  • Kamu akan tertutup dari dunia di luar gengmu yang sebenarnya jauh lebih indah
  • Kamu jadi gak punya waktu / waktu kamu jadi sedikit untuk keluarga
  • Kamu jadi lupa waktu
  • Kamu jadi ‘terikat’ dengan teman-teman di gengmu. Apalagi kalau gengmu punya rules yang enggak-enggak
  • Dan kamu bisa terjerumus kedalam kejahatan, apalagi kalau gengnya diciptain memang untuk tujuan yang negatif.

Namun jangan salah sangka teman. TPoA adalah sekumpulan orang yang mempunyai tingkat aleman agak tinggi. TPoA ini bukan geng, ini terlihat lebih seperti pertemanan (Fitra Amalia)

TPoA adalah singkatan dari The Power of Aleman. Nama ‘The Power of Aleman’ merupakan ide saya sendiri hahaaahaa. Aku cukup bangga dengan ide itu. Kami bertemu di kelas 8H dan sekarang kami sudah berpisah menuju jalannya masing-masing. Tapi, kami masih sering bercanda dan sharing terutama di grup chat yang ‘lumayan’ ngeramein socmedku. Aku pikir, setelah berpisah grup kami nggak akan serame dulu. Tapi ternyata sekarang masih lumayan rame. Aku berharap, pertemanan ini gak seburuk kisah pertemananku sebelumnya.

Dan ini merupakan tanggapan beberapa member TPoA tentang TPoA itu sendiri :


  • Enggak nyangka, bahagia, seneng bertemu manusia manusia setengah (salmon). TPoA ini menarik, ‘gila’, dan keren (Fathimah Azzahra)
  • Emm, enggak nyangka juga sih bisa ketemu orang-orang kek kalian semua. Temen yang gokil, seru, setia, susah seneng bareng, baik, dan alemanlah yang pertama dan paling utama (Tarisa)
  • Walaupun mereka itu aleman, tapi itulah yang membuatku merasa nyaman (No Name)
  • TPoA itu hangat, kita bisa berteman dengan semuanya dari A-Z tanpa perlu jaga image dan gengsi (Fitra Amalia)
  • TPoA adalah 'tempat' pertemananku yang paling baik dan belum bisa aku temukan di lain tempat (Risma Virianjani)

Jadi, gak ada salahnya kan punya temen banyak? Tapi, jangan sampai salah pilih teman yaa. Memilih teman itu bukanlah sesuatu yang buruk, melainkan untuk kebaikan diri kita sendiri. 

Ini aku ada sedikit tips dalam memilih dan mendapatkan teman yang baik :


  • Kalau kamu adalah type orang yang mudah berteman, kamu bisa mendekati beberapa orang yang pendiam. Orang yang pendiam itu biasanya lebih cepat berpikir dibandingkan orang yang banyak bicara. Tapi, dia membutuhkan orang yang cerewet (cerewet dalam arti yang baik) untuk kehidupan sehari – harinya. Jadi, kalian bisa saling memberikan efek positif di dalam pertemanan kalian. Paham gak?
  • Kalau kamu adalah type orang yang pendiam, cobalah kamu sedikit memberanikan dirimu untuk berkenalan dan sekedar bercengkerama dengan orang-orang di sekitarmu. Orang-orang di sekitarmu itu bukan tidak mau berteman denganmu, tapi mereka melihat dirimu dengan sudut pandang lain. Mereka itu sebenarnya mau berteman dengan kamu, tapi mereka takut kalau mereka tidak akan diterima oleh kamu, mereka pikir kamu udah nyaman dengan kesendirian kamu itu. Jadi, sebaiknya kamu mendekati mereka terlebih dahulu. Aku tau kok, type orang seperti kamu itu akan selektif.
  • Kalau sampai sekarang kamu belum mendapatkan teman / tidak ada yang  mendekati kamu, coba kamu introspeksi diri. Apa yang membuat orang lain tidak ada yang mendekatimu? Kamu pikirkan baik-baik lalu ubahlah dirimu menjadi pribadi yang lebih baik agar orang-orang di sekitarmu mau berteman denganmu.
  •  Jangan pernah melihat seseorang dari fisiknya. Lihatlah hati kecilnya, inner beauty nya. Ya, aku ngerti kamu gak bisa lihat, tapi rasakanlah. Jika kamu terus terusan memilih teman dengan dasar fisiknya, mungkin awalnya nyaman, dan tidak semua buruk (Masa semua orang ganteng jahat? Enggak kan?). Tapi, lama kelamaan kamu akan merasakan dampak buruknya.
  • Tinggalkan saja teman-teman yang sudah memberikan dampak negatif pada kamu. Tapi, ninggalinnya itu secara bertahap. Enggak enak juga kan kalau meninggalkan seseorang yang sudah mau berteman dengan kita? Seperti ceritaku di atas, jangan sampai kita melakukan sesuatu yang buruk karena salah memilih teman. Memang awalnya sulit, namun lambat laun kamu juga akan merasakan dampak positifnya. Kamu juga akan lebih bahagia.

Mungkin segitu aja yaa cerita dan tipsnya. Mohon maaf jika menyinggung. Jadi setelah baca ini, kalian sekarang harus lebih selektif, ok? Sekali lagi, terimakasiiih udah mau baca. Tunggu postinganku berikutnya  yaa...

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Thumbnail pict: from google
Note : Kalian boleh share postingan ini ke teman - teman kalian. Tapi, dimohon untuk tidak memposting ulang yaa. Terimakasih :)

Baca juga :

Tidak ada komentar

Posting Komentar